Sabtu, 26 Januari 2019

Pulau Bokori, Surga Eksotis Sulawesi Tenggara

Biasanya saya nulis tdk jauh-jauh dari urusan novel atau cerpen. Nah kali ini saya menulis artikel tentang wisata. Artikel ini telah dimuat di

http://dharmawanitapersatuan.com/main/pulau-bokori-surga-eksotis-sulawesi-tenggara/

Pada setiap akhir pekan, sebisa mungkin saya selalu menyempatkan waktu mengunjungi tempat-tempat wisata. Jalan-jalan, berwisata kuliner, atau memotret sudut yang bagus untuk koleksi foto dan bahan tulisan. Tak perlu jauh, yang dekat pun asal panoramanya menarik, cukup buat saya. Sekedar melarikan diri sejenak dari kepenatan rutinitas kantor. Tempat yang saya kunjungi kali ini adalah pulau Bokori. Pulau yang terkenal dengan suasana alamnya yang artistik.

Pulau Bokori, salah satu destinasi wisata alam yang elok di timur Indonesia. Lokasinya berada di dekat kota Kendari. Pulau Bokori terletak di kecamatan Soropia, kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Pantainya bersih dengan ombak sedang, aman bagi pengunjung untuk bermain, berenang, atau sekedar berswafoto. Airnya jernih, berwarna hijau biru bening. Dipercantik dengan pohon-pohon kelapa dan pinus yang rimbun melambai.

Akses ke pulau Bokori dicapai menggunakan perahu sewa yang banyak dijumpai di dermaga pelabuhan penyeberangan. Ada tiga pelabuhan penyeberangan, Desa Bajoe, salah satunya. Dari pusat kota Kendari ke lokasi ini dibutuhkan waktu tempuh sekitar 20 menit dengan menggunakan mobil. Untuk menyeberang ke pulau Bokori kita menggunakan perahu mesin yang dilengkapi pelampung, dengan kapasitas maksimal 15 orang. Hanya dibutuhkan waktu 20 menit berlayar ke pulau ini. Biaya sewa kapal dikenakan Rp 300.000 pp bila menyewa perahu sebagai rombongan, atau cukup Rp 20.000/orang. Kita akan diantar oleh pemilik kapal, lalu dijemput kembali sesuai waktu yang disepakati.

Berpetualang naik perahu menempuh perjalanan laut akan menciptakan sensasi tersendiri. Dan membelah laut di atas perahu inilah hal yang paling saya sukai. Ada angin laut yang berhembus kencang dengan bau khas lautnya. Juga perahu yang sedikit bergoyang, bila ada ombak yang datang.

Sesampainya di Bokori, saya benar-benar langsung dibuat takjub. Pantainya bersih dari sampah, berpasir putih, dilingkupi pepohonan nan rindang, dan air yang bening sedikit berombak. Saat saya tiba pukul sepuluh pagi, suasana pantai telah ramai. Satu persatu perahu tiba dan memboyong banyak penumpang. Setelah membayar retribusi Rp 10.000, pengunjung sudah bisa berkeliling sepuasnya di kawasan ini. Di sini fasilitasnya terbilang lengkap. Ada villa atau cottage. Ada pula menara yang digunakan untuk melihat sisi utara pulau. Terlihat pula fasilitas watersport seperti banana boat dan donut boat untuk pengunjung yang ingin menguji adrenalin. Dan saya tidak melewatkan kesempatan mencobanya. Berada di atas boat yang berlari kencang menyusuri laut sambil berteriak takjub, lumayan ampuh menghilangkan beban pikiran dan kejenuhan. Sensasinya luar biasa. Cukup dengan membayar sewa boat Rp 20.000/orang saja.

Pulau Bokori membentang dari barat ke timur. Menawarkan pantai pasir putih dan tepi laut yang bening. Meski beberapa sisi sempat mengalami abrasi, tetap terlihat elok dengan barisan pohon kelapa memukau. Dari Bokori, terlihat pemandangan kampung-kampung komunitas Bajo. Bagi yang suka menikmati sunset, di sinilah lokasi yang bagus untuk melihat siluet matahari saat terbenam. Bagi yang butuh ketenangan, di sini juga tempat yang tepat, karena lokasinya jauh dari hiruk-pikuk kota. Sekedar flashback, dulunya pulau Bokori termasuk pulau yang tidak terawat dan nyaris hilang dari peta. Kini berhasil disulap menjadi pulau yang elok dan cantik. Bokori dulunya adalah hunian masyarakat Bajo, sebelum dipindahkan ke pesisir daratan utama Kendari pada tahun 80-an. Karena alasan perkembangan penduduk yang terus bertambah, suku Bajo dipindah ke daratan. Bokori pun mulai berbenah diri. Pemda setempat melakukan reklamasi untuk menghidupkan kembali Bokori.

Untuk kenyamanan pengunjung, disediakan kantin, toilet, dan fasilitas penyeberangan. Bagi pengunjung yang ingin bermalam, di sini tersedia pula gazebo, villa, resort dengan biaya sewa yang terjangkau, berada di kisaran Rp 1.500.000/malam. Terdapat jembatan yang menghubungkan satu gazebo dengan gazebo lainnya, diantara rimbunnya tumbuhan mangrove. Kita bisa puas berkeliling menyusuri pulau dan menikmati keindahannya. Sekedar bermain pasir atau mengumpulkan kulit kerang yang cantik yang masih banyak dijumpai disini. Bokori juga tempat yang bagus untuk berenang atau snorkeling. Terumbu karangnya menyimpan pesona bawah air yang memukau.

Meski hawa udara pulau Bokori terbilang cukup panas, namun pulau Bokori tetap menjadi magnet wisata laut Sulawesi, setelah diluncurkan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, pada Festival Bokori di tahun 2015. Bokori menjadi pulau wisata yang tepat untuk berlibur bersama keluarga.

Pulau Bokori benar-benar surganya Sulawesi Tenggara. Sehari saja berada di sini, kita bisa pulang dengan perasaan sangat puas. Puas berenang, puas bermain, dan puas berfoto. Pemandangan indah dengan pasir putihnya akan membuat siapapun betah berlama-lama di sini. Sedikit tips, bila berwisata ke pulau Bokori, sebaiknya datanglah di pagi hari dan hindari berkunjung di saat libur panjang, karena akan sangat ramai dan sesak. Untuk sewa perahu mesin, akan lebih murah bila berangkat rombongan. Bagi yang tidak tahan cuaca panas, jangan lupa membawa topi lebar atau payung, juga sunblock untuk menghindari kulit terbakar matahari. Jadi jangan tunda liburan Anda ke pulau Bokori.

Jumat, 25 Januari 2019

ALIRAN RASA

Saya bergabung di Matrikulasi Institut Ibu Profesional batch 7. Awal tertarik ikut, sebenarnya karena ajakan salah satu sahabat yang begitu antusias bercerita tentang ibu-ibu hebat di komunitas Ibu Profesional yang diikutinya. Dia sudah lebih dulu mengecap manisnya kebersamaan di komunitas ini. Awalnya pun, saya menyimak sambil lalu saja, karena saya berpikir ini hanya perkumpulan ibu-ibu yang suka nimbrung sekedar bergosip dan berhaha-hihi, menghabiskan waktu saja. Ternyata anggapan saya keliru.

Baru hitungan hari saya bergabung di komunitas ini, saya menangkap banyak hal positif. Saya bisa mengenal teman-teman baru, bisa memiliki keluarga baru yang heboh dengan cerita hidupnya masing-masing, bisa upgrade ilmu dari materi-materi yang disharing di grup, dan bisa lebih termotivasi lewat cerita ibu-ibu hebat yang menginspirasi. Saya juga bisa lebih banyak belajar bagaimana menjalani peran lebih sebagai ibu, istri, sekaligus sebagai seorang profesional.

Kiranya menjadi suatu kebanggaan saya bisa bergabung di komunitas ini. Apalagi ada Rumah Belajar (RumBel) yang disesuaikan dengan minat masing-masing anggota. RumBel menulis, menjahit, memasak, dan lainnya. Kelas menulis, salah satu yang akan saya ambil, karena sesuai dengan passion saya di bidang penulisan. Saya yakin, saya bisa berproses menjadi pribadi yang lebih baik di sini. Seperti kepompong yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang cantik.